Jumat, 29 Juni 2012


LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR GENETIKA & PEMULIAAN TANAMAN
ACARA IV
GENETIKA TIRUAN DENGAN RANDOM SAMPLING


OLEH
   ILMAL BANI HASYIM
    09.04.3634

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
  POLITEKNIK LPP
    YOGYAKARTA
  2010




ACARA IV GENETIKA TIRUAN DENGAN RANDOM SAMPLING

A.   TUJUAN
Untuk mengetahui seberapa jauh tiruan perkawinan antara 2 inividu yang heterozigot pada satu gennya mendekati kebenaran (Hukum Mendel).

B.   ALAT DAN BAHAN
-          2 kantong plastik
-          50 Kancing baju merah (manis)
-          50 kancing baju biru (asam)
-          50 kancing baju hitam (besar)
-          50 kancing baju putih (kecil)

C.   CARA KERJA
1.      Menyiapkan 2 kantong hitam
2.      Kedua kantong hitam tersebut diisi oleh 4 warna kancing dari masing-masing warna kancing baju tersebut.
3.      Kantong-kantong tersebut dikocok hingga kancing-kancing tersebut menjadi homogen
4.      Masing-masing kantong dipungut satu butir kancing
5.      Melakukan ulangan I dengan mengambil sampling dari 4 kancing baju sebanyak 50 kali ulangan.
6.      Melakukan ulangan II dengan mengambil sampling kancing baju sebanyak 100 kali ulangan.
7.      Mengambil 4 jenis warna kancing tersebut kita harus membayangkan seolah-olah masing-masing dari kantong dianggap sebagai individu jantan dan individu betina yang akan dikawinkan
8.      Setelah itu menentukan kita fenotip dan genotipnya.


D.   HASIL PENGAMATAN
Ulangan I
Fenotip
O
l
O - l
( O – l) ²

Besar manis
33
28,125
4,875
23,765
0,844
Besar kecut
9
9,375
-0,375
0,140
0,014
Kecil manis
5
9,375
       -4,375
19,140
2,041
Kecil kecut
3
3,125
-0,125
0,015
0,0048
Jumlah
50

0

2, 9038

Jika (x² hitung) < (x² tabel) maka tidak ada beda nyata (2,9038) < (7,81) antara  kenyataan dan harapan.
(Hukum Mendel berlaku)

Ulangan II
Fenotip
O
l
O - L
( O – L) ²

Besar manis
66
56,25
9,75
23,765
1,69
Besar kecut
17
18,75
-1,75
3,0625
0,163
Kecil manis
13
18,75
       -5,75
33,0625
1,763
Kecil kecut
14
6,25
-2,25
5,0625
0,81
Jumlah
100

0

4,426

Jika (x² hitung) < (x² tabel) maka tidak ada beda nyata (4,426) < (7,81) antara  kenyataan dan harapan.
(Hukum Mendel berlaku)



E.   PEMBAHASAN
Keragaman genotip untuk sifat-sifat kuantitatif seperti komponen hasil sering saling berubah dan hasil sering berubah dari suatu lingkungan ke lingkungan lain karena adanya interaksi antara genotip dan lingkungan.
Seringkali percobaan perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dan benar dengan hukum Mendel. Kejadian ini biasanya menyebabkan kita bersikap ragu-ragu, apakah penyimpangan yang terjadi itu karena kebetulan saja ataukah karena memang ada faktor lain? Berhubungan dengan hal itu perlu diadakan evaluasi terhadap benar atau tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan dibandingkan dengan keadaan secara teoritris. Suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu adalah melakukan tes X² (bahasa Inggris: Chi-square test). Sebenarnya itu bukan huruf X tetapi huruf Yunani “phi” (x). untuk memudahkan, huruf Yunani itu dianggap sebagai huruf X (Suryo,2004). Berhubungan dengan hal itu dirumuskan dengan hukum Mendel I dari Gregori Mendel yang dikenal dengan nama “the law of segregation of allele genes” (hukum pemisah gen yangs sealell) (Suryo,1997).
Alel memisah (segregasi) satu dengan yang lain selama pembentukan gamet yang diwariskan secara acak ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar sehregasi satu pasang alel terletak pada laokus yang sama dari kromosom homolog. Kromosom homolog ini memisah secara bebas pada anaphase pertama dari meiosis dan tersebar ke dalam gamet-gamet yang berbeda (Crowder, 1997).
Pada praktikum ini bertujuan untuk Untuk mengetahui seberapa jauh tiruan perkawinan antara 2 inividu yang heterozigot pada satu gennya mendekati kebenaran. Adapun cara kerja yang ditempuh adalah pertama, diambil dua buah kantong plastik, lalu ke dalamnya masing-masing di isi 200 butir kancing baju dengan 4 warna masing-masing 50 butir. Dalam ingatan kita bayangkan seolah masing-masing kantong dianggap sebagai individu jantan dan individu betina yang akan dikawinkan, sedangkan kancing-kancing baju merupakan gamet-gamet yang akan dibentuk. Kedua, masing-masing kantong tersebut dikocok hingga kancing-kancing baju tersebut menjadi homogen. Ketiga, dari masing-masing kantong dipungut satu butir biji kancing lalu warnanya diamati dan dicatat genotipenya. Keempat, pada praktikum ini dilakukan dua kali ulangan dengan pengambilan masing-masing sebanyak 50 kali dan 100 kali. Kelima, setiap kancing kancing itu dipungut dan jagan lupa untik dikocok dan dikembalikan lagi ke kantong semula agar populasinya tetap.
Pada percobaan yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tiruan perkawinan antara dua individu yang heterozigotpada salah satu lokusnya akan mendekati hukum Mendel. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan. Metode chi-square adalah cara yang dapat dipakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilnagan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesisi secara teoritis.
Dengan metode chi-square dapat diuji apakah data yang diperoleh menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Perbandingan yang diharapkan (hipotesa) berdasarkan pemisahan alella secara bebas, pembuahan gamet secara random terjadi segregasi sempurna.
Hukum segregasi Mendel kurang lebih berbunyi “Pasangan gen di dalam individu akan mengalami segregasi dan masing-masing diteruskan kepada gamet-gamet yang dibentuk”. Ternyata perbandingan-perbendingan genetika ini dapat ditiru dengan memakai bahan-bahan mati. Dalam ini diadakan perkawinan tiruan silang antara individu heterozigot pada salah satu gennya.
Praktikum ini menggunakan kancing baju berwarna merah, biru, hitam, putih 2 buah kantong plastik. Dua buah kantong yang berisi masing-masing 50 kancing merah (manis) yang merupakan sifat dominan dan 50 kancing biru (asam) yang resesif yang kedua ini berupa sifat rasa dan kantong yang satu lagi berisi 50 kancing hitam (besar) yang berupa sifat dominan dan 50 kancing putih (kecil) berupa resesif dan dari kedua ini merupakan sifat bentuk. Diperlukan kantong berwarna hitam agar tidak transparan atau tidak terlihat dari luar., sehingga proses pengambilan kancing secara random lebih valid.
Tiap kali memungut butir kancing, kantong plastik harus dikocok terlebih dahulu. Adapun fungsi pengocokan adalah agar butir-butir kancing dapat tercanpur secara merata (homogen). Perlakuan ini bertujuan agar setiap butir kancing memiliki kesempatan yang sama untuk terambil.
Untuk mengatahui apakah percobaan kita terlah sesuai dengan hukum segregasi Mendel, kitamembuat perhitungan dan tabel yang disebut chi-square. Metode ini membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Biasanya nilai kemungkinan 5 % dianggap garis betas antara menerima dan menolak hipotesis.
Dari perhitungan hasil yang menunjukkan suatu bentuk yang positif. Pada ulangan I terlihat perbandingan fenotip 11 : 3 : 2 : 1. Pada ulangan II juga terjadi perbandingan yang cukup positif yakni 66 : 17 : 13 : 4. Dengan menggunakan perlakuan yang semakin besar, maka akan menunjukkan kedekatan dengan hukum Mendel. Hal ini member kita pengertian bahwa semakin banyak sample yang digunakan, maka kita akan mendapat hasil yang lebih baik. Karena semakin benyak ulangan semakin banyak data yang didapat dan peluang untuk mendapat hasil akan lebih besar.
Pada percobaan perkawinan tiruan yang kita lakukan kali ini dengan menggunakan benda mati sesuai dengan hukum Mendel. Ini terbukti dari hasil perhitungan yang dilakukan ternyata X² hitung < X² tabel. Ini juga menunjukkan bahwa adanya pemerattan dalam pengambilan kancing baju tersebut akan mempengaruhi hasil silang.
Keragaman genotip untuk sifat-sifat kuantitatif seperti komponen hasil sering berubah ubah seperti komponen hasil dan hasil, sering juga berubah dari satu lingkungan. Interkasi genotip dan lingkungan  timbul apabila masing-masing genotip memiliki adaptasi spesifik terhadap lingkungan makro yang berbeda (Soehadi dkk, 2000).

F.    KESIMPULAN
1.      Genetika merupakan ilmu yang mempelajari cara individu menurunkan sifat-sifat kepada individu keterunannya.
2.      Pasangan alella dalam suatu individu akana mengalami segregasi dan masing-masing diteruskan ke gamet-gamet yang dibentuk.
3.      Perkawinan tiruan ternyata dapat dilakukan untuk mengetahui dua individu yanhg heterozigot pada salah satu lokusnya kebenaran hukum mendel segregasi Mendel.
4.      Hukum seregasi dari Mendel yang berbunyi “pasangan gen di dalam individu akan mengalami segregasi (memisah) dan masing-masing akan diteruskan kepada gamet-gamet yang terbentuk”.
5.      Tidak ada ulangan yang yang dilakuakn pada percobaan ini yang tidak sesuai atau  menyimpang dengan hukum Mendel karena X² Hitung lebih kecil daripada X² tabel.

DAFTAR PUSTAKA

 Crowder, L, V, Plant Genetic. (alih bahasa oleh Ir. Lilik Kusdiarti Msc.). Genetika Tumbuhan.
                Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

Soehadi, Rudi. Haryono, Sri Kuntiyanti. Prajitno, Djoko. 2000. Keragaman Hasil dan Sifat
                Kuntitatif Harapan Kacang Hijau. Jurnal Agrivet.

Suryo. 1997. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar