LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR GENETIKA & PEMULIAAN
TANAMAN
ACARA IV
GENETIKA TIRUAN DENGAN RANDOM SAMPLING
OLEH
ILMAL BANI HASYIM
09.04.3634
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2010
ACARA IV GENETIKA TIRUAN DENGAN
RANDOM SAMPLING
A.
TUJUAN
Untuk mengetahui seberapa jauh tiruan perkawinan antara
2 inividu yang heterozigot pada satu gennya mendekati kebenaran (Hukum Mendel).
B.
ALAT DAN BAHAN
-
2 kantong plastik
-
50 Kancing baju merah (manis)
-
50 kancing baju biru (asam)
-
50 kancing baju hitam (besar)
-
50 kancing baju putih (kecil)
C.
CARA KERJA
1.
Menyiapkan 2 kantong hitam
2.
Kedua kantong hitam tersebut
diisi oleh 4 warna kancing dari masing-masing warna kancing baju tersebut.
3.
Kantong-kantong tersebut dikocok
hingga kancing-kancing tersebut menjadi homogen
4.
Masing-masing kantong dipungut
satu butir kancing
5.
Melakukan ulangan I dengan
mengambil sampling dari 4 kancing baju sebanyak 50 kali ulangan.
6.
Melakukan ulangan II dengan
mengambil sampling kancing baju sebanyak 100 kali ulangan.
7.
Mengambil 4 jenis warna kancing
tersebut kita harus membayangkan seolah-olah masing-masing dari kantong
dianggap sebagai individu jantan dan individu betina yang akan dikawinkan
8.
Setelah itu menentukan kita
fenotip dan genotipnya.
D.
HASIL PENGAMATAN
Ulangan
I
Fenotip
|
O
|
l
|
O - l
|
( O –
l) ²
|
|
Besar
manis
|
33
|
28,125
|
4,875
|
23,765
|
0,844
|
Besar
kecut
|
9
|
9,375
|
-0,375
|
0,140
|
0,014
|
Kecil
manis
|
5
|
9,375
|
-4,375
|
19,140
|
2,041
|
Kecil
kecut
|
3
|
3,125
|
-0,125
|
0,015
|
0,0048
|
Jumlah
|
50
|
|
0
|
|
2,
9038
|
Jika (x² hitung) < (x² tabel) maka tidak ada beda nyata (2,9038)
< (7,81) antara kenyataan dan
harapan.
(Hukum Mendel berlaku)
Ulangan
II
Fenotip
|
O
|
l
|
O - L
|
( O –
L) ²
|
|
Besar
manis
|
66
|
56,25
|
9,75
|
23,765
|
1,69
|
Besar
kecut
|
17
|
18,75
|
-1,75
|
3,0625
|
0,163
|
Kecil
manis
|
13
|
18,75
|
-5,75
|
33,0625
|
1,763
|
Kecil
kecut
|
14
|
6,25
|
-2,25
|
5,0625
|
0,81
|
Jumlah
|
100
|
|
0
|
|
4,426
|
Jika (x² hitung) < (x² tabel) maka tidak ada beda nyata (4,426)
< (7,81) antara kenyataan dan
harapan.
(Hukum Mendel berlaku)
E.
PEMBAHASAN
Keragaman
genotip untuk sifat-sifat kuantitatif seperti komponen hasil sering saling
berubah dan hasil sering berubah dari suatu lingkungan ke lingkungan lain
karena adanya interaksi antara genotip dan lingkungan.
Seringkali
percobaan perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai
dan benar dengan hukum Mendel. Kejadian ini biasanya menyebabkan kita bersikap
ragu-ragu, apakah penyimpangan yang terjadi itu karena kebetulan saja ataukah
karena memang ada faktor lain? Berhubungan dengan hal itu perlu diadakan
evaluasi terhadap benar atau tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan
dibandingkan dengan keadaan secara teoritris. Suatu cara untuk mengadakan
evaluasi itu adalah melakukan tes X² (bahasa Inggris: Chi-square test). Sebenarnya itu bukan huruf X tetapi huruf Yunani
“phi” (x). untuk memudahkan, huruf Yunani itu dianggap sebagai huruf X
(Suryo,2004). Berhubungan dengan hal itu dirumuskan dengan hukum Mendel I dari Gregori
Mendel yang dikenal dengan nama “the law of segregation of allele genes” (hukum
pemisah gen yangs sealell) (Suryo,1997).
Alel
memisah (segregasi) satu dengan yang lain selama pembentukan gamet yang
diwariskan secara acak ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Sebagai dasar
sehregasi satu pasang alel terletak pada laokus yang sama dari kromosom
homolog. Kromosom homolog ini memisah secara bebas pada anaphase pertama dari
meiosis dan tersebar ke dalam gamet-gamet yang berbeda (Crowder, 1997).
Pada
praktikum ini bertujuan untuk Untuk mengetahui seberapa jauh tiruan perkawinan
antara 2 inividu yang heterozigot pada satu gennya mendekati kebenaran. Adapun
cara kerja yang ditempuh adalah pertama,
diambil dua buah kantong plastik, lalu ke dalamnya masing-masing di isi 200
butir kancing baju dengan 4 warna masing-masing 50 butir. Dalam ingatan kita
bayangkan seolah masing-masing kantong dianggap sebagai individu jantan dan
individu betina yang akan dikawinkan, sedangkan kancing-kancing baju merupakan
gamet-gamet yang akan dibentuk. Kedua,
masing-masing kantong tersebut dikocok hingga kancing-kancing baju tersebut
menjadi homogen. Ketiga, dari
masing-masing kantong dipungut satu butir biji kancing lalu warnanya diamati
dan dicatat genotipenya. Keempat,
pada praktikum ini dilakukan dua kali ulangan dengan pengambilan masing-masing
sebanyak 50 kali dan 100 kali. Kelima,
setiap kancing kancing itu dipungut dan jagan lupa untik dikocok dan
dikembalikan lagi ke kantong semula agar populasinya tetap.
Pada
percobaan yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tiruan
perkawinan antara dua individu yang heterozigotpada salah satu lokusnya akan
mendekati hukum Mendel. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan
nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda.
Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya
suatu hasil tertentu dari persilangan. Metode chi-square adalah cara yang dapat dipakai untuk membandingkan data
percobaan yang diperoleh dari hasil persilnagan dengan hasil yang diharapkan
berdasarkan hipotesisi secara teoritis.
Dengan
metode chi-square dapat diuji apakah data yang diperoleh menyimpang dari nisbah
yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Perbandingan yang diharapkan
(hipotesa) berdasarkan pemisahan alella secara bebas, pembuahan gamet secara
random terjadi segregasi sempurna.
Hukum
segregasi Mendel kurang lebih berbunyi “Pasangan gen di dalam individu akan
mengalami segregasi dan masing-masing diteruskan kepada gamet-gamet yang
dibentuk”. Ternyata perbandingan-perbendingan genetika ini dapat ditiru dengan
memakai bahan-bahan mati. Dalam ini diadakan perkawinan tiruan silang antara
individu heterozigot pada salah satu gennya.
Praktikum
ini menggunakan kancing baju berwarna merah, biru, hitam, putih 2 buah kantong
plastik. Dua buah kantong yang berisi masing-masing 50 kancing merah (manis)
yang merupakan sifat dominan dan 50 kancing biru (asam) yang resesif yang kedua
ini berupa sifat rasa dan kantong yang satu lagi berisi 50 kancing hitam
(besar) yang berupa sifat dominan dan 50 kancing putih (kecil) berupa resesif
dan dari kedua ini merupakan sifat bentuk. Diperlukan kantong berwarna hitam
agar tidak transparan atau tidak terlihat dari luar., sehingga proses
pengambilan kancing secara random lebih valid.
Tiap
kali memungut butir kancing, kantong plastik harus dikocok terlebih dahulu.
Adapun fungsi pengocokan adalah agar butir-butir kancing dapat tercanpur secara
merata (homogen). Perlakuan ini bertujuan agar setiap butir kancing memiliki
kesempatan yang sama untuk terambil.
Untuk
mengatahui apakah percobaan kita terlah sesuai dengan hukum segregasi Mendel,
kitamembuat perhitungan dan tabel yang disebut chi-square. Metode ini membandingkan data percobaan yang diperoleh
dari hasil persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan
hipotesis secara teoritis. Biasanya nilai kemungkinan 5 % dianggap garis betas
antara menerima dan menolak hipotesis.
Dari
perhitungan hasil yang menunjukkan suatu bentuk yang positif. Pada ulangan I
terlihat perbandingan fenotip 11 : 3 : 2 : 1. Pada ulangan II juga terjadi
perbandingan yang cukup positif yakni 66 : 17 : 13 : 4. Dengan menggunakan
perlakuan yang semakin besar, maka akan menunjukkan kedekatan dengan hukum
Mendel. Hal ini member kita pengertian bahwa semakin banyak sample yang
digunakan, maka kita akan mendapat hasil yang lebih baik. Karena semakin benyak
ulangan semakin banyak data yang didapat dan peluang untuk mendapat hasil akan
lebih besar.
Pada
percobaan perkawinan tiruan yang kita lakukan kali ini dengan menggunakan benda
mati sesuai dengan hukum Mendel. Ini terbukti dari hasil perhitungan yang
dilakukan ternyata X² hitung < X² tabel. Ini juga menunjukkan bahwa adanya
pemerattan dalam pengambilan kancing baju tersebut akan mempengaruhi hasil
silang.
Keragaman
genotip untuk sifat-sifat kuantitatif seperti komponen hasil sering berubah
ubah seperti komponen hasil dan hasil, sering juga berubah dari satu
lingkungan. Interkasi genotip dan lingkungan
timbul apabila masing-masing genotip memiliki adaptasi spesifik terhadap
lingkungan makro yang berbeda (Soehadi dkk, 2000).
F.
KESIMPULAN
1.
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari
cara individu menurunkan sifat-sifat kepada individu keterunannya.
2.
Pasangan alella dalam suatu individu akana
mengalami segregasi dan masing-masing diteruskan ke gamet-gamet yang dibentuk.
3.
Perkawinan tiruan ternyata dapat dilakukan
untuk mengetahui dua individu yanhg heterozigot pada salah satu lokusnya
kebenaran hukum mendel segregasi Mendel.
4.
Hukum seregasi dari Mendel yang berbunyi
“pasangan gen di dalam individu akan mengalami segregasi (memisah) dan
masing-masing akan diteruskan kepada gamet-gamet yang terbentuk”.
5.
Tidak ada ulangan yang yang dilakuakn pada
percobaan ini yang tidak sesuai atau
menyimpang dengan hukum Mendel karena X²
Hitung lebih kecil daripada X² tabel.
DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L, V, Plant Genetic. (alih bahasa oleh Ir. Lilik Kusdiarti
Msc.). Genetika Tumbuhan.
Gajah
Mada University Press: Yogyakarta.
Soehadi, Rudi.
Haryono, Sri Kuntiyanti. Prajitno, Djoko. 2000. Keragaman
Hasil dan Sifat
Kuntitatif Harapan Kacang Hijau. Jurnal
Agrivet.
Suryo. 1997.
Genetika Manusia. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar