LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA V
POROSITAS TANAH
OLEH
ILMAL BANI HASYIM
09.04.3634
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2010
ACARA V POROSITAS TANAH
A.
TUJUAN
1. Menetapkan kerapatan massa tanah (Berat Volume)
2. Menetapkan kerapatan butir tanah ( Berat Jenis)
3. Menetapkan porositas total tanah (n)
B.
ALAT DAN BAHAN
a.
Alat
-
Cawan pemanas lilin
-
Lampu spritus
-
Penumpu kaki tiga
-
Gelas ukur
-
Thermometer
-
Botol piknometer
-
Kawat pengaduk
-
Pipit ukur
b.
Bahan
-
Aquadest
-
Tanah grumusol
-
Cairan lilin
C.
CARA KERJA
Mencari kerapatan butir
tanah (BJ) yaitu:
1. Menimbang botol piknometer yang kosong ditimbang (misal a gram)
2. Botol piknometer kemudian diisi dengan sample tanah sampai 2/3
bagian, kemudian ditutup rapat dan ditimbang (missal b gram)
3. Masukkan aquadest/air sampai dengan 50 % volume botol, kemudian
diaduk dengan menggunakan pengaduk kawat yang bertujuan agar mengusir udara
yang ada di dalam agregat tanah. Pengadukan dilakukan sekitar 15 menit setelah
itu di diamkan semalam.
4. Tambahkan air setelah sampai penuh kemudian timbang (misal c gram).
5. Setelah satu malam didiamkan, isi piknometer berupa sample tanah
dibuang dan dibersihkan.
6. Setelah piknometer bersih, kemudian isi dengan air sampai penuh
setelah itu timbang lagi (misal d gram).
7.
Setelah semua selesai
dilakukan, kemudian dilakukan perhitungan BJ (kerapatan butir tanah).
Mencari kerapatan
massa tanah (BV)
1. Mengambil bongkahan tanah seukuran jempol tangan manusia agar dapat
masuk ke dalam tabung ukur dengan longgar.
2. Berihkan permukaan gumpalan tanah tersebut dari butir-butir tanah
secara hati-hati
3. Timbang bongkahan tanah tersebut (misal a gram).
4. Cairan lilin dipanaskan pada suhu 60º C dan diukur dengan termometer
5. Setalah cairan lilin panasnya sudah sesuai dengan keinginan kita,
kemudian bongkahan tanah dicelupkan ke dalam cairan lilin tersebut selama ± 5
detik, keluarkan dan biarkan dingin sebentar ± 2 menit
6. Setelah bongkahan berlilin tersebut dingin, kemudian timbang (misal
b garam).
7. Isi gelas ukur volume 100 mm/cc dengan aquadest sebanyak 50 cc
8. Masukkan bongkahan tanah berlilin tadi ke dalam gelas ukur yang
berisi air tadi kemudian catat volume air.
9. Setelah itu bersihkan gelas ukur.
D.
HASIL PENGAMATAN
I.
Perhitungan kerapatan butir
tanah (BJ) tanah grumusol
a)
Botol piknometer no. I kosong
(a) = 22,18 gram
b)
Botol piknometer no.I + tanah
(b) = 39,49 gram
c)
Botol piknometer no. I + tanah
(c) = 83,74 gram
d)
Botol piknometer no. I +
air (d) = 76.74 gram
II. Penetapan kerapan massa tanah (BV) secara tidak langsung
grumusol
Gelas Arloji = 47,73 gram
Gelas Arloji + tanah = 53,39 gram
a.
Bongkahan tanah + benang (a) =
5,63 gram
b.
Bongkahan tanah + lilin (b) =
7,049 gram
c.
Volume tanah + lilin (c) = 4 ml
E.
PEMBAHASAN
Porositas tanah merupakan
perbandingan antara volume pori tanah dengan volume total tanah, yaitu menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah
primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel sekunder disebut juga
agregat. Struktur dapat mengubah pengaruh tekstur dengan memperlihatkan hubungan
kelembaban dengan udara.
Porositas
total tanah juga dapat dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari
butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat
terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organic, oksida-oksida besi
dan lain-lain. Gumpalan –gumpalan mempunyai bentuk, ukuran, kemantapan yang
berbeda-beda (Hardjowigeno, 1987).
Ketersediaan
oksigen dan pengeluaran karbondioksida dari daerah perakaran agar dapat tumbuh
dengan baik. Pentingnya aerasi sebagai salah satu faktor yang sangat menentukan
pertumbuhan tanaman. Aerasi tanah merupakan hasil masuknya oksigen dari udara
melalui ruang pori tanah ke dalam air tanah untuk menggantikan oksigen yang
digunakan oleh tanaman serta jasad hidup dalam tanah dan keluarnya
karbondioksida yang dihasilkan jasad hidup dari tanah ke atmosfer.
Tanah
yang baik adalah tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup dan
seimbang serta mantap. Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang
pori-porinya besar, dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan
mikro serta tahan pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula yang paling
baik adalah bila perbandingan sama antara padatan air dan udara (Suhaidi,
1996).
Praktikum
Dasar-dasar Ilmu Tanah yang berjudul “Porosits Tanah” dilaksanakan pada hari
Rabu, 5 Mei 2010 pukul 13.00 WIB dilaboratorium Tanah dan Pupuk Lembaga
Pendidikan Perkebunan, Yogyakarta. Dalam acara ini ada 3 perlakuan dan
masing-masing memiliki bahan dan alat yang berbeda. Ketiga perlakuan itu adalah
mencari kerapatan massa tanah (BV), kerapatan butir tanah (BJ), dan porositas
total tanah (n).
a.
Kerapatan butir tanah (BJ)
Dalam
percobaan ini bahan yang digunakan adalah tanah grumusol lolos saring 2 mm
serta alat yang digunakan berupa botol piknometer, kawat pengaduk, dan
termometer. Cara kerja pertama-tama yaitu piknometer kosong yang telah ditutup
rapat ditimbang (27,18 gram). Kemudian Botol piknometer kemudian diisi dengan
sample tanah sampai 2/3 bagian, kemudian ditutup rapat dan ditimbang (39,49
gram). Masukkan aquadest/air sampai dengan 50 % volume botol, kemudian diaduk
dengan menggunakan pengaduk kawat yang bertujuan agar mengusir udara yang ada
di dalam agregat tanah. Pengadukan dilakukan sekitar 15 menit, tambahkan air
setelah sampai penuh kemudian timbang (83,74 gram), setelah itu didiamkan
semalam.
Setelah
satu malam didiamkan isi piknometer dibuang dan dibersihkan. Piknometer didisi
dengan aquadest sanpai penuh dan menyumbatnya. Diamati, air harus mengisi pipa
kapiler sumbat. Permukaan luar pikno dikeringkan dengan tisu dan piknometer
yang berisi air ditimbang (76,07 gram). Kemudian piknometer dibersihkan dan dilakukan
perhitungan BV tanah.
b.
Kerapatan massa tanah (BV)
Pada
praktikum ini digunakan bahan berupa contoh tanah gumpalan kering, juga
digunakan alat-alat berupa cawan pemanas lilin, lampu spritus, penumpu kaki, tabung
ukur, termometer. Pertama-tama sebongkah tanah diambil dan dibuat seperti bola
dengan sedemikian sehingga dapat masuk ke dalam tabung ukur dengan longgar
permukaannya dibersihkan dari butir-butir tanah yang menempel. Tanah diikat
dengan benang sehingga dapat digantung, kemudian ditimbang (5,63 gram).
Kemudian lilin dicairkan dalam cawan pemanas, kemudian suhunya diukur dengan
termometer. Bongkahan tanah dicelupkan ke dalam lilin pada suhu 60º C selama ±
5 detik (apabila suhu terlalu panas lilin dapat masuk ke dalam pori-pori tanah,
apabila terlalu lama pelapisan akan terlalu tebal). Lilin dipastikan
betul-betul menutupi permukaan bongkahan. Setelah itu bongkahan yang berlilin
ditimbang setelah didinginkan beberapa saat (7,049 gram). Setelah bongkahan
berlilin tersebut dingin, kemudian timbang (misal b garam).Isi gelas ukur
volume 100 mm/cc dengan aquadest sebanyak 50 cc. Masukkan bongkahan tanah
berlilin tadi ke dalam gelas ukur yang berisi air tadi kemudian catat volume
air kemudian diangkat dan bersihkan gelas ukur. Setalah itu menghitung porositas
total tanah (n) yang merupakan volume pori-pori yang ada di dalam tanah
terhadap volume total bongkahan tanah. Porositas total tanah dapat diperoleh
dari BV dan BJ.
Adapun
yang mempengaruhi porositas total tanah diantaranya adalah peredaran udara, tata
air, ketersediaan unsur hara, populasi dan aktivitas mikrobia, penetrasi akar
tanaman, dan juga perombakan organik.
Dalam menentukan porositas total tanah
dilakukna kegiatan yang meliputi pengambilan contoh tanah yang tidak terusik
dan penetapan lengas dari contoh tanah tersebut. Dalam praktikum ini, pertama
dilakukan pengambilan contoh tanah yang tidak terusik. Contoh tanah yang tidak
terusik selalu diambil dengan wadah yang memiliki volume tetap dan telah
diketahui. Dengan menimbang contoh tanah tersebut (lewat volume yang telah
diketahui sebelumnya) dan kandungan lengas, kerapatan lengas, dan kerapatan
bongkah harus diketahui.
Perhitungan
kerapatan massa tanah (BV) digunakan gumpalan tanah kering udara yang
permukaannya telah ditutup lilin. Dengan menggunakan metode perhitungan berat
batu dengan cara menghitung selisih volume cair batu yang diselimuti lilin
dengan berat lilin yang menyelimuti. Volume cair bongkahan yang diselimuti
lilin didapat dari selisih volume air dalam tabung ukur 50 cc dengan rumus
volume cair bongkahan tanah setelah dicelupkan pada lilin. Penggunaan lilin
pada suhu 60º C bertujuan untuk menutupi pori-porinya. Bongkahan tanah juga
tidak boleh terlalu lama dicelupkan ke dalam lilin, karena pencelupan yang
terlalu lama dapat mengakibatkan pelapisan yang terlalu tebal.
Dari hasil percobaan didapat bahwa
tanah grumusol memiliki BJ yaitu 2,469 g/cc, hasil perhitungan BV yaitu 2,20
g/cc dan dari hasil ini terlihat bahwa 2,46 >2,20. Sehingga dari hasil
percobaan ini sesuai dengan bunyi BJ >BV serta menunjukan porositas total
tanah grumosol (n) adalah 10,6%. Perbandingan besar dan kecil porositas tanah
terlihat pada bunyi “semakin besar porositas tanah maka daya serap air akan
semakin besar dan semakin kecil porositas tanah maka akan semakin kecil pula
daya serap air”. Dalam praktikum ini tanah grumusol memiliki porositas yang
kecil.
KESIMPULAN
1
Porositas tanah merupakan perbandingan antara
volume pori tanah dengan volume total tanah.
2.
Dari hasil percobaan didapat
bahwa perhitungan tanah grumusol menunjukan kesesuain dengan hukum BJ >BV.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai BV dan BJ adalah tekstur tanah dan bahan organik tanah serta susunan
mineralnya.
4.
Semakin besar porositas tanah
maka daya serap air akan semakin besar dan semakin kecil porositas tanah maka
akan semakin kecil pula daya serap air.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, S.
1987. Ilmu-Ilmu Tanah Perguruan Tinggi.
Medyatama Sarana Perkasa.
Jakarta.
Suhardi, 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius
Yogyakarta.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid.
Diakses Selasa, 25 Mei 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar